1. Hipotesis Kabut dari Kant dan Laplace
Dalam hipotesisnya Imanuel Kant mengatakan bahwa asal segalanya adalah
gas yang bermacam-macam. Yang tarik-menarik membentuk kabut besar dan
masing-masing berbenturan lalu menimbulkan panas dan berpijar lalu
menghasilkan matahari dan dari matahari timbul en-pragmen yang mendingin
lalu menjadi planet-planet.
2. Hipotesis Pasang Surut
Hipotesis ini dikemukakan oleh jeans dan Jeyfreys 1930. mereka
berpendapat bahwa adanya bintang besar yang mendekat kira-kira seperti
bulan dan bumi, yaitu bulan yang menyebabkab pasang surutnya lautan yang
mana bulan tak cukup kuat untuk menarik air menjulur jauh, akan tetapi
matahari yang didekati bintang itu menjauh,lidah api dari matahari asal
itu putus dan pecah berkeping-keping seraya mengenbun dan membeku menjai
planet-planet dan planetoida.
Hipotesis ini sesuai dengan hukum Newton, yang mana terjadinya
tarik-menarik suatu bintang besar yang sedang beredar kemudian terjadi
peledakan yang melepaskan sebagian materialnya dan dari material inilah
terbentuk Planet dan Planetoida.
Teori Terbentuknya Galaksi
Hipotesis Fowler ( 1957 )
Menurut Fowler, 12000 juta tahun yang lalu galaksi kita tidaklah sepeti
sekarang ini, bentuknya berupa kabut gas hidrogen yang sangat besar yang
bentuknya berada diluar angkasa. Ia bergerak perlahan mengadakan rotasi
sehingga keseluruhannya berbentuk bulat. Karena gaya beratnya ia
mengadakan kontraksi. Pada bagian yang berkisar lambat dan mempunyai
berat jenis yang besar terbentuklah bintang-bintang itupun semakin turun
temperaturnya setelah berpuluh-puluh ribu tahun. Ia mempunyai bentuk
yang dikatakan tetap, seperti halnya matahari, hipotesis itu diyakinkan
oleh suatu observasi yang ditujukan pada pusat galaksi, tempat
dilahirkannya bintang baru, baik secara perlahan-lahan maupn secara
eksplosif
Penciptaan Alam Semesta
- Dari sudut Islam
teori-teori yang telah dikemukakan oleh para ilmuwan dan pakar diatas
sama sekali tidak bertentangan antara satu dengan yang lainnya walaupun
kita lihat bahwa terjadi perbedaan yang mencolok pada hipotesis mereka,
dan Al-Qur’an pun mendukng hipotesis mereka sbgaimana alaah berfirman :
سنريهم ءاياتنا فى الأفاق وفى أنفسهم حِِِِِِِتى يتبين لهم أنه الحق أولم يكف بربك أنه على كل شيء شهيد . (الفصلت : 53)
“Kami akan perlihatkan kepada mereka tanda-tanda( kekuasaan) kami di
segenap penjuru dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah pada
diri mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar, dan apakah tuhanmu tidak
cukup ( bagi kamu ) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu. (
QS Al-Fhussilat 53 ).
Di dalam Al-Qur’an juga dijelaskan tentang penciptaan alam semesta yang
tercantum dalam surat Al-Anbiya’ dan Al-Fhussilat ayat 11 yang berbunyi :
ثم استوى إلى السماء و هى دخان فقال لها وللأرض ائتنا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين ( الفصلت :11)
Artinya:
Kemudian dia menuju dari penciptaan langit, dan langit masih merupakan
asap, lalu dia berkata kepadanya dan kepada bumi : “Datanglah kamu
keduanya menurut perintahku dengan suka hati atau terpaksa” Keduanya
menjawab “Kami datang dengan suka hati”. ( Al-Fhussilat : 11 ).
Dari ayat-ayat Al-Qur’an diatas disimpulkan bahwa alam semesta itu ada
karena diciptakan oleh Allah, dan bukanlah suatu kebetulan seperti yang
dikatakan oleh orang-orang materialisme.
- Dari Sudut Modern
Terdapat dua pendapat pada penciptaan alam semesta dari sudut ilmu
pengetahuan modern. Pertama : bahwasanya alam semesta tidak diciptakan,
artinya alam semesta ini terjadi karena suatu yang kebetulan yairu
merupakan sekumpulan zat yang konstant, stabil dan tidak berubah. Kedua :
Bahwasanya alam semesta ini di ciptakan . setelah dilakukan observasi
dan pengambilan experiment-experiment dan juga melalui perhitungan
fisika, terbukti bahwa alam semesta memiliki suatu awal dari ledakan
dahsyat (Big Bang) dan semua itu tidak lain hanyalah karena adanya Allah
SWT.
Menurut Fowlet, kira-kira 12.000 juta tahun yang lalu galaksi tidaklah
seperti sekarang ini. Pada saat itu galaksi masih merupakan kabut gas
hydrogen yang sangat besar yang berada di ruang angkasa. Kabut gas
hydrogen tersebut bergerak perlahan-lahan, berputar pada porosnya,
sehingga berbentuk bulat.
Berdasarkan pengamatan, dapat dibedakan tiga macam galaksi :
- galaksi berbentuk spiral (spiral galaxis) jumlah 80%.
- galaksi berbentuk ellips (elliptical galaxis) jumlah 17%
- galaksi berbentuk tak beraturan (irregular galaxis) jumlah 3%
Teori Pasang Surut oleh James Jeans dan Jeffrys
Teori ini mangemukakan bahwa dahulu kala ada bintang besar yang mendekat
matahari. Karena gaya tarik bintang itu, maka terjadilah efek pasang
surut pada permukaan matahari. Sebagian dari massa matahari tertarik
membentuk tonjolan ke arah bintang. Kemudian dengan menjauhnya bintang
tersebut, tonjolan itu tertarik dan membentuk cerutu dan akhirnya lepas
dari matahari. Lalu massa tersebut pecah dan saling meggumpal dengan
ukuran yang berbeda-beda, berputar dan mendingin menjadi planet-plenet
beserta satelitnya.
Teori Bintang Kembar
Bahwa dahulu, matahari merupakan bintang kembar. Kemudian salah satu
tersebut meledak. Pecahan-pecahannya berputar mengelilingi bintang yang
tidak meledak. Bintang yang tidak meledak menjadi matahari sedang
pecahannya mendingin menjadi planet serta satelit.
Teori Kabut Kant-Leplace
Tata surya dahulu berasal dari kabut spiral yang berputar cepat. Karena
putarannya, sebagian dari massa kabut terlepas membentuk berapa gelang
yang berpusat pada inti kabut. Lama-kelamaan membentuk gumpalan. Lalu
gumpalan tersebut, mendingin dan mengeras menjadi planet baru beserta
satelitnya. Sedangkan Kant mengemukakan terjadinya kabut pilin. Ia
mengemukakan bahwa di angkasa raya berisi berbagai macam gas. Gumpalan
gas-gas yang besar menarik yang lebih kecil sehingga kabut tersebut
menjadi lebih besar. Akibatnya terjadilah tabrakan antar gumpalan gas
yang menyebabkan kabut panas dan berputar sebagai kabut pilin.
Teori Proto Planet oleh C.F Von Wiszacker dan Gerald P. Kuiper
Teori ini mengemukakan bahwa sekitar matahari terdapat gas hidrogen dan
helium. Gas tersebut ada yang menghilang tetapi ada juga yang mendingin
membentuk gumpalan-gumpalan dan secara perlahan-lahan membentuk gumpalan
padat. Gumpalan itulah yang disebut proto planet.